Memahami Khilafah Islamiyah Menurut Kitab Kuning Pesantren

Dipublikasikan oleh Syabab Nusantara Rabu, 23 Oktober 2013 1 komentar
Memahami Khilafah Islamiyah menurut kitab-kitab ulama mu’tabar atau dalam dunia pesantren populer dengan sebutan kitab kuning perlu penguasaan mendalam, bukan hanya sekedar mengutip pendapat tanpa mengetahui konteks dan penggunaannya. Oleh karena itu, tulisan berjudul “Wajibkah Memperjuangkan Khilafah?” yang ditulis oleh Uts. Muhamamd Idrus Ramli berikut ini memaparkan dengan jelas bagaimana ummat Islam menyikapi “Khilafah”, sekaligus kritik pada pendapat al-Nabhani. BACA SELENGKAPNYA DISINI : Memahami Khilafah Islamiyah Menurut Kitab Kuning.

Tabayyun Khilafah : Membungkam Hizbut Tahrir Indonesia

Koreksi Argumen Sejarah Antara Khilafah, NU dan KH Abdul Wahab Hasbullah

Argumen yang dijadikan pijakan oleh aktivis HTI untuk menundukkan kader dan warga NU paling tidak ada dua: pertama; argumen historis kelahiran NU. Salah seorang aktivis HTI, Irkham Fahmi dalam tulisannya, “Membongkar Proyek Demokrasi ala PBNU abad 21” menjelaskan bahwa cikal bakal berdirinya Nahdlatul Ulama adalah cita-cita agung para ulama nusantara yang tertuang dalam komite khilafah Indonesia. BACA SELENGKAPNYA DISINI : Koreksi Argumen Sejarah Antara Khilafah, NU dan KH Abdul Wahab Hasbullah.

Khilafah Dalam Perspektif Hizbut Tahrir

Untuk itu, sangat urgen meneliti tentang khilafah dengan rumusan masalah; pertama, Mengapa Hizbut Tahrir ingin menegakkan negara khilafah, dan bagaimana argumentasinya dibangun?; Kedua, Bagaimana konsekuensi logis dan politis dari pemikiran khilafah yang dikonstruksi oleh Hizbut Tahrir ?. BACA SELENGKAPNYA DISINI : Khilafah Dalam Perspektif Hizbut Tahrir
BACAAN LAINNYA :

Membendung Konsep Khilafah ala KH. Achmad Mustofa Bisri (Gus Mus)

Muktamar Khilafah 2013 dan Kronologi Kebohongan HTI Kasus Pencatutan Banom NU

Keinginan Kuat HTI : Gus Sholah Jadi Pejuang Khilafah-HTI

MPR RI Dorong Pemerintah Tindak Tegas Gerakan Khilafah

Pemerintah Republik Indonesia Abai Terhadap Gerakan Khilafah

Kejayaan Islam Bukan Karena Khilafah

Inilah Tujuh Kerancuan Ide-Ide Hizbut Tahrir (HT)

Dari Gatot menjadi Al Khattat akhirnya Khilafah Gagal Total

Web Syabab HTI Al-Khilafah.org Ikut Sebarkan Fitnah dan Provokasi dari Situs Resmi HTI

NU Tak Pernah Tertarik Gagasan Khilafah Islamiyah

Doktrin HTI Lecehkan Ormas Lain

Astaghfirullah ! Hinaan Pro Khilafah pada Ormas Islam sangat Dahsyat

Gus Najih : Buku HTI Janggal, Menyimpang dan Mengadopsi Ideologi Muktazilah


Baca Selengkapnya ....

Ikhwanul Muslimin, Dari Pembubaran ke Pembubaran

Dipublikasikan oleh Syabab Nusantara Rabu, 25 September 2013 2 komentar

Sebuah pengadilan di Mesir memerintahkan Ikhwanul Muslimin dibubarkan atau dilarang keberadaannya dan seluruh asetnya disita, sebagai kelanjutan dari tindakan keras oleh pemerintah yang didukung oleh militer pada pendukung presiden terguling Mohammad Morsi.

Keputusan yang dikeluarkan pada Senin, 23 September oleh Pengadilan Kairo melarang Ikhwanul Muslimin, dan institusi lain yang memiliki keterkaitan atau menerima dukungan finansial.

Tidak ada kejelasan, apakah hal ini juga diaplikasikan untuk layanan amal dan sosial yang terkait dengan Ikhwanul Muslimin, termasuk sekolah dan rumah sakit.

Pengadilan tidak mengungkapkan alasan keputusan tersebut, tapi dipicu oleh gugatan yang diajukan oleh sayap kiri Partai Progresif Persatuan Nasional, yang dikenal sebagai Tagammu, yang menuduh Ikhwanul Muslimin sebagai “teroris” dan mengeksploitasi agama sebagai slogan politik.

Penyitaan aset dan pelarangan organisasi terkait, akan melemahkan jaringan Ikhwanul Muslimin di akar rumput. Keputusan pengadilan tersebut masih bisa diajukan banding.

Ikhwanul Muslimin dilarang dalam sebagian besar eksistensinya selama 85 tahun sebelum dilegalkan pada 2011 dan kemudian pada Maret 2013, didaftarkan sebagai non-governmental organization (NGO).

Organisasi ini didirikan oleh Hasan Al Banna pada 1925, pertama kali dilarang pada 1948 setelah kembali dari Palestina selama masa pemerintahan Raja Faruk.


Waktu itu, Ikhwanul Muslimin diperkirakan memiliki 2000 cabang dan 500 ribu anggota atau simpatisan.

Setelah menjalin kerjasama dengan kelompok penjabatan militer nasionalis pada 1952 untuk meruntuhkan monarki, bulan madu singkat berakhir pada 1954 ketika Ikhwanul Muslimin menentang konstitusi sekuler dari pemimpin kudeta.

Ikhwanul Muslimin, kembali dilarang dan waktu itu, ribuan anggotanya dipenjarakan, banyak diantaranya disiksa di penjara dan di kamp-kamp konsentrasi.
 
Penerus Nasser, Anwar Sadar, menjadi presiden Mesir pada 1970 dan secara bertahap membebaskan para anggota Ikhwanul Muslimin.

Organisasi ini ditoleransi sampai pada batas tertentu, tetapi secara teknis, tetapi illegal dan menjadi subyek penumpasan periodik, khususnya setelah penandatanganan, perjanjian perdamaian Mesir dengan Israel pada 1979.
Pada 1980-an, selama pemerintahan Husni Mubarak, banyak aktifis mahasiswa Islam bergabung dengan Ikhwanul Muslimin, yang membuat Ikhwanul Muslimin mendominasi asosiasi profesional dan mahasiswa di Mesir.

Selama sepuluh tahun selanjutnya, Ikhwanul Muslimin meminta diberlakukannya sistem politik yang lebih demokratis, meskipun menghadapi tindakan keras aparat keamanan sebagai kelompok dilarang selama era Mubarak.

Disamping larangannya pada 2013, Ikhwanul Muslimin mungkin memiliki anggota antara 300.000-1 juta, tetap sangat tidak populer diantara populasi Mesir lainnya yang berjumlah 85 juta. (onislam.net/mukafi niam)
Foto: Businessinsider.com

Baca Selengkapnya ....

Kebolehan Redaksi Shalawat Para Sahabat Nabi dan Para Ulama

Dipublikasikan oleh Syabab Nusantara Selasa, 24 September 2013 5 komentar
 Dalam amaliah sehari-hari mayoritas kaum Muslimin, yang sangat mencintai dan menghormati Nabi Muhammad SAW dengan penuh ta’zhim, telah dikenal sekian banyak redaksi shalawat kepada Nabi SAW, seperti Shalawat Munjiyat, Shalawat Nariyah, Shalawat Fatih, Shalawat Thibbul Qulub dan lain-lain. Kebanyakan redaksi shalawat-shalawat tersebut tidak disusun oleh Nabi sendiri, tapi disusun oleh para ulama dan auliya terkemuka yang tidak diragukan dalam keilmuan dan ketakwaannya.


Pertanyaan yang sering diajukan oleh kaum Wahhabi seperti Ibn Baz, al-Utsaimin, al-Albani, Mahrus Ali, dan lain-lain adalah: Bolehkah mengamalkan shalawat yang tidak disusun oleh Nabi SAW, bahkan tidak dikenal pada masa beliau?. Bahkan terakhir, tayangan Khazanah Trans 7 pada hari Jum’at 12 April 2013 menayangkan hal tersebut dengan membid’ahkan amaliah sholawat yang dikarang oleh ulama.
Sedangkan mengenai bentuk redaksinya, shalawat itu ada dua macam, yaitu Shalawat Ma’tsur dan Shalawat Ghoiru Ma’tsur. Shalawat Ma’tsur adalah shalawat yang dibuat oleh Rasululloh SAW sendirir, baik kalimat, cara membaca, waktu maupun fadhilahnya.
Adapun Shalawat yang masuk kategori Ghoiru Ma’tsur, adalah seperti shalawat yang disusun oleh Imam Al Ghazali, shalawat Quthbul Aqthab yang disusun oleh Sayid Abdullah bin Alawi Al-Hadad, Shalawat Nariyah, Shalawat Munjiyat, Shalawat Mukhathab dan lain – lain.
hadits anas Mayoritas kaum “muslimin, berpandangan bahwa mengamalkan shalawat-shalawat yang disusun oleh para ulama dan auliya seperti Shalawat Munjiyat, Shalawat Nariyah, Shalawat al-Fatih, Shalawat Thibbul Qulub dan lain-lain adalah dibolehkan dan disunnahkan sesuai dengan paradigma umum yang mengakui adanya bid’ah hasanah dalam agama. Terdapat sekian banyak dalil -selain dalil-dalil bid’ah hasanah sebelumnya- yang menjadi dasar kebolehan membaca doa-doa dan shalawat-shalawat yang belum pernah diajarkan oleh Rasulullah SAW. Di antara dalil- dalil tersebut akan kami sebutkan satu persatu di bawah.
1. Hadits Anas bin Malik RA.

“Anas bin Malik berkata: “Suatu ketika Rasulullah SAW  bertemu dengan laki-laki a’rabi (pedalaman) yang sedang berdoa dalam shalatnya dan berkata: “Wahai Tuhan yang tidak terlihat oleh mata, tidak dipengaruhi oleh keraguan, tidak dapat diterangjkan oleh para pembicara, tidak diubah oleh perjalanan waktu dan tidak oleh malapetaka; Tukan yang mengetahui timbangan gunung, takaran lautan, jumlah tetesan air luijan, jumlah daun-daun pepohonan, jumlah segala apa yang ada di bawah gelaapnya malam dan terangnya siang, satu langit dan satu bumi tidak menghalanginya ke langit dan bumi yang lain, lautan tidak dapat menyembunyikan dasarnya, gunung tidak dapat menyembunyikan isinya, jadikanlah umur terbaikku akhimya, amal terbaikku pamungkasnya dan hari terbaikku hari aku bertemu dengan-Mu.”
Setelah laki-laki a’rabi itu selesai berdoa, Nabi SAW memanggilnya dan memberinya hadiah berupa emas dan beliau berkata kepada laki-laki itu: “Aku memberimu emas itu karena pujianmu yang bagus kepada Allah ‘azza wa jalla”.
Hadits ini diriwayatkan oleh al-Thabarani dalam al-Mu’jam al- Ausath (9447) dengan sanad yang jayyid.
Hadits ini menunjukkan bolehnya berdoa dengan doa yang belum pernah diajarkan oleh Nabi Dalam hadits tersebut, Nabi tidak menegur si a’rabi yang berdoa dengan susunannya sendiri, juga tidak berkata kepadanya: “Mengapa kamu berdoa dengan doa yang belum pernah aku ajarkan?!”. Akan tetapi Nabi SAW justru memujinya dan memberinya hadiah.
2. Hadits Abdullah bin Mas’ud

وَعَنِ أَبِنِ مَسْعُوْدٍ رَضِِيَ اللهُ عَنْهُ قاَلَ: اِذَا صَلَّيْتُمْ عَلَى رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَاَحْسِنُوْا الصَّلاَةَ عَلَيْهِ فَاِنَّكُمْ لاَتَدْرُوْنَ  لَعَلَّ ذَلِكَ يُعْرَضُ عَلَيْهِ فَقَالُوْا لَهُ : فَعَلِّمْنَا, قَالَ: اَللَّهُمَّ اجْعَلْ صَلَوَاتِكَ وَرَحْمَتَكَ وَبَرَكَاتكَ عَلَى سَيِّدِ الْمُرْسَلِيْنَ وَاِمَامِ الْمُتَّقِيْنَ وَخَاتَمِ النَّبِيِّيْنَ مُحَمَّدٍ عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ اِمَامِ الْخَيْرِ وَقَائِدِ الْخَيْرِ وَرَسُوْلِ الرَّحْمَةِ , الَّهُمَّ ابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُوْدًا يَغْبِطُهُ بِهِ اْلاَوَّلُوْنَ وَاْلاَخِرُوْنَ.رواه ابن ماجه


“Abdullah bin Mas’ud berkata: “Apabila kalian bershalawat kepada Rasulullah SAW, maka buatlah redaksi shalawat yang bagus kepada beliau, siapa tahu barangkali shalawat kalian itu diberitahukan kepada beliau.” Mereka bertanya: “Ajari kami cara shalawat yang bagus kepada beliau.” Beliau menjawab: “Katakan, ya Allah jadikanlah segala shalawat, rahmat dan berkah-Mu kepada sayyid para rasul, pemimpin orangorang yang bertakwa, pamungkas para nabi, yaitu Muhammad hamba dan rasul-Mu, pemimpin dan pengarah kebaikan dan rasul yang membawa rahmat. Ya Allah anugerahilah beliau mcujam terpuji yang menjadi harapan orang­orang terdahulu dan orang-orang terkemudian.” 
Hadits shahih ini diriwayatkan oleh Ibn Majah (906), Abdurrazzaq (3109), Abu Ya’la (5267), al-Thabarani dalam al-Mu’jam al-Kabir (9/115) dan Ismail al-Qadhi dalam Fadhl al-Shalat (hal. 59). Hadits ini juga disebutkan oleh Ibn al-Qayyim -ideolog kedua faham Wahhabi- dalam kitabnya Jala’ al-Afham (hal. 36 dan hal 72).
3. Hadits Ali bin Abi Thalib

عَنْ سَلاَمَةَ الْكِنْدِيِّ قَالَ: كَانَ عَلِيٌّ  رَضِِيَ اللهُ عَنْهُ يُعَلّمُ النَّاسَ الصَّلاَةَ عَلَى النَّبِّيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  يَقُوْلُ : اَللَّهُمَّ دَاحِىَ الْمَدْحُوَّاتِ, وَبَارِئَ الْمَسْمُوْكَاتِ, وَجَبَّارَ الْقُلُوْبِ عَلَى فِطْرَتِهَا شَقِيِّهَا وَسَعِيْدِ هَا,اجْعَلْ شَرَائِفَ صَلَوَاتِكَ  وَنَوَاميَ بَرَكَاتِكَ وَرَأْفَةَ تَحَنُّنِكَ , عَلَى مُحَمَّدٍ عَبْدِ كَ وَرَسُوْلِكَ, الْفَاتِحِ لِمَا أُغْلِقَ وَالْخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ وَالْمُعْلِنِ الْحَقَّ  بِالْحَقِّ وَالدَّامِغِ لِجَيْشْاتِ اْلاَبَاطيِْ كَمَا حُمِّلَ ,فَاضْطَلَعَ بِأَمْرِكَ بِطَاعَتِكَ ,مُسْتَوْفِزًا فِى مَرْضَاتِكَ,بَغَيْرِ نَكْلٍ فِى قَدَمٍ وَلاَوَهْيٍ فِى عَزْمٍ ,وَاعِيًا لِوَحْيِكَ ,حَافِظًا لِعَهْدِ كَ ,مَاضِيًّا عَلَى نَفَاذِ  أَمْرِكَ ,حَتَّى أَوْرَ ى قَبَسًا لِقَابِسٍ , آلا ءَ اللهِ تَصِلُ بِهِ أَسْبَابَهُ ,بِهِ هُدِيَتِ اْلقُلُوْبُ بَعْدَ حَوْضاتِ الْفِتَنِ وَاْلاِثْمِ ,وَأَبْهَجَ مُوْ ضِحَاتِ اْلاَعْلاَمِ وَنَائِرَاتِ اْلاَحْكاَمِ وَمُنِيْرَاتِ اْلاِسْلاَمِ,فَهُوَ أَمِيْنُكَ الْمَأْمُوْنُ وَخَازِنُ عِلْمِكَ الْمَخْزُوْنِ وَشَهِيْدُكَ يَوْمَ الدِّيْنِ وَبَعِيْثُكَ نِعْمَةً وَرَسُوْلُكَ بِالْحَقِّ رَحْمَةً.َ اَللَّهُمَّ افْسَحْ لَهُ فِى عَدْنِكَ وَاجْزِهِ مُضَا عَفَاتِ الْخَيْرِ مِنْ فَضْلِكَ لَهُ مُهَنّئَاتٍ غَيْرَ مُكَدَّرَاتٍ مِنْ فَوْزِ ثَوَابِكَ الْمَحْلٌوْلِ وَجَزِيْلِ عَطَائِكَ الْمَعْلُوْلِ . اَللَّهُمَّ أَعْلِ عَلَى بِنَاءِ النَّاسِّ  بِنَاءَهُ وَأَكْرِمْ  مَثْوَاهُ لَدَيْكَ وَنُزُلَهُ وَأَتْمِمْ لَهُ نُوْرَهُ وَاجْزِهِ مِنِ ابْتِعَاثِكَ لَهُ مَقْبُوْلَ الشَّهَادَةِ وَمَرْضِيَّ اْلمَقَالةِ ذَا مَنْطِقٍ عَدْلٍ وَخُطَّةٍ فَصْلٍ وَبُرْهَانٍ عَظِيْمٍ   

“ Salamah al Kindi berkata,” Ali bin Abi Thalib r.a mengajarkan kami cara vershalawat kepada Nabi SAW  dengan berkata:” Ya Alloh, pencipta bumi yang menghampar, pencipta langit yang tingi, dan penuntun hati yang celaka dan yang bahagia pada ketetapanya, jadikanlah shalawat –Mu yang mulia, berkah-Mu yang tidak terbatas dan kasih saying-Mu yang lebut pada Muhammad hamba dan utusan-Mu, pembuka segala hal yang tertutup, pamungkas yang terdahulu, penolong agama yang benar dengan kebenaran,dan penkluk bala tentara kebatilan seperti yang dibebankan padanya, sehingga ia bangkit membawa perintah-Mu dengan tunduk kepada-Mu, siap menjalankan ridha-Mu, tanpa gentar dalam semangat dan tanpa kelemahan dalam kemauan, sang penjaga wahyu-Mu, pemelihara janji-Mu, dan pelaksana perintah-Mu sehingga ia nyalakan cahaya kebenaran pada yang mencarinya, jalan – jalan nikmat Alloh terus mengalir pada ahlinya dengan Muhammad hati yang tersesat memperoleh petunjuk setelah menyelami kekufuran dan kemaksiatan,  ia ( Muhammad ) telah memperindah rambu – rambu yang terang, hukum – hukum yang bercahaya, dan cahaya – cahaya  Islam yang menerangi, dialah ( Muhammad )orang yang jujur yang dipercayai oleh-Mu dan penyimpan ilmu-Mu yang tersembunyi, saksi-Mu di hari kiamat, utusan-Mu yang membawa nikmat, rasul-Mu yang membawa rahmat dengan kebenaran. Ya Alloh, luaskanlah surga-Mu baginya, balaslah dengan kebaikan yang berlipat ganda dari anugerah-Mu baginya, yaitu kelipatan yang mudah dan bersih, dari pahala-Mu yang dpat diraih dan anugerah-Mu yang agung dan tidak pernah terputus . Ya Alloh, berilah ia derajat tertinggi diantara manusia, muliakanlah tempat tinggal dan jamuannya di surga-Mu, sempurnakanlah cahayanya, balaslah jasanya sebagai utusan-Mu dengan kesaksian yang diterima, ucapan yang diridhai, pemilik ucapan yang lurus, jalan pemisah antara yang benar dan yang bathil dan hujjah yang kuat.

Hadits ini diriwayatkan oleh Sa’id bin Manshur, Ibn Jarir (224- 310 H/839-923 M) dalam Tahdzib alAtsar, Ibn Abi Ashim, Ya’qub bin Syaibah dalam Akhbar ‘Ali, Ibn Abi Syaibah dalam al-Mushannaf (29520), al-Thabarani dalam al-Mu’jam al-Ausath (9089) dan lain-lain. Hadits ini juga dikutip oleh ahli hadits sesudah mereka seperti al-Hafizh al- Qadhi Iyadh dalam al-Syifa, al-Hafizh al-Sakhawi dalam al-Qaul al- Badi’, Ibn Hajar al-Haitami dalam al-Durr al-Mandhud, al-Hafizh al- Ghummari dalam Itqan alShan’ah dan lain-lain. Menunit al-Hafizh Ibn Katsir, redaksi shalawat ini popular dari Ali bin Abi Thalib.
4.  Hadits Abdullah bin Abbas

Lebih  dari itu, ada beberapa shahabat yang membuat shalawat tersendiri untuk Rasululloh SAW. Diantaranya adalah shahabat Abdullah bin Abbas seperti yang disebutkan pada hadits berikut ini:
وَعَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِِيَ اللهُ عَنْهُ اَنَّهُ كَانَ اِذَا صَلَّى عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قاَلَ : اَللَّهُمَّ تَقَبَّلْ شَفَاعَةَ مُحَمَّدٍ الْكُبْرَى وَارْفَعْ دَرَجَتَهُ الْعُلْيَا وَأَعْطِهِ سُؤَلَهُ  فِى اْلاَخِرَةِ  وَاْلاُوْلَى كَمَا اَتَيْتَ اِبْرَاهَيْمَ وَمُوْسَى
“ Ibn Abas r.a apabila membaca shalawat kepada Nabi SAW beliau berkata,” Ya Alloh kabulkanlah syafaat Muhammad yang agung, tinggikanlah derajatnya yang luhur, dan berilah permohonanya di dunia dan akhirat sebagaimana Engkau kabulkan permohonan Ibrahim dan Musa” Hadits ini diriwayatkan oleh Abd bin Humaid dalam al-Musnad, Abdurrazzaq dalam al-Mushannaf (3104) dan Ismail al-Qadhi dalam Fahdl al-Shalat ‘Ala al-Nabiy (hal 52). Hadits ini juga disebutkan oleh Ibn al-Qayyim dalam Jala’ alAfham (hal 76). Al-Hafizh al- Sakhawi mengatakan dalam alQaul al-Badi’ (hal. 46), sanad hadits ini jayyid, ku at dan shahih.
5.  Shalawat al-Hasan al-Bashri

Al-Hasan al-Bashri, ulama generasi tabi’in terkemuka mengatakan: “Barangsiapa berkeinginan minum dengan gelas yang sempuma dari telaga Nabi maka bacalah:
“Ya Allah curahkanlah shalawat kepada Muhammad dan kepada keluarganya, sahabatnya, anak-anaknya, istri-istrinya, keturunannya, ahli baitnya, keluarga istri-istrinya, para penolongnya, pendukungnya, kekasihnya dan umatnya dan kepada kami bersama mereka semuanya ya arhamarrahimin.” Hadits ini diriwayatkan oleh al-Hafizh al-Qadhi Iyadh dalam al Syifa dan al-Hafizh al-Sakhawi dalam al-Qaul al-Badi’ (hal. 47).
6. Shalawat al-Imam al-Syafi’i

Abdullah bin al-Hakam berkata: “Aku bermimpi bertemu al-Imam al- Syafi’i setelah beliau meninggal. Aku bertanya: “Bagaimana perlakuan Allah kepadamu?” Beliau menjawab: “Allah mengasihiku dan mengampuniku. Lalu aku bertanya kepada Allah: “Dengan apa aku memperoleh derajat ini?” Lalu ada orang yang menjawab: “Dengan shalawat yang kamu tulis dalam kitab al-Risalah:
sholawat imam syafi'i

“Semoga Allah mencurahkan rahmat kepada Muhammad sejumlah ingatan orang-orang yang berdzikir kepada-Nya dan sejumlah kelalaian orang-orang yang lalai kepada-Nya”.
Abdullah bin al-Hakam berkata: “Pagi harinya aku lihat kitab al Risalah, ternyata shalawat di dalamnya sama dengan yang aku lihat dalam mimpiku.”
Kisah ini diriwayatkan oleh banyak ulama seperti Ibn al-Qayyim dalam Jala’ alAjham (hal. 230), al-Hafizh al-Sakhawi dalam al-Qaul al-Badi’ (haL 254) dan lain-lain.
Hadits-hadits di atas, dan ratusan riwayat lain dari ulama salaf dan ahli hadits yang tidak disebutkan di sini, dapat mengantarkan kita pada beberapa kesimpulan di antaranya:
Pertama, dalam Islam tidak ada ajaran yang mengajak meninggalkan shalawat-shalawat atau doa-doa yang disusun oleh para ulama dan auliya.
Seperti Dalail al-Khairat, Shalawat al-Fatih, Munjiyat, Nariyah, Thibbul Qulub, Badar dan lain-kin. Bahkan sebaliknya, ajaran Islam menganjurkan untuk mengamalkan shalawat-shalawat dan doa-doa yang disusun oleh para ulama dan auliya. Sejak generasi sahabat Nabi SAW kita dianjurkan untuk menyusun shalawat yang baik kepada Nabi SAW, sebagai tanda kecintaan dan ekspresi keta’zhiman kita kepada beliau. Mereka juga mengajarkan kita cara menyusun shalawat yang baik kepada Nabi SAW, seperti shalawat yang disusun oleh Sayidina Ali, Ibn Mas’ud, Ibn Abbas dan ulama-ulama sesudahnya. Dari sekian banyak shalawat yang disusun oleh mereka, lahirlah karya-karya khusus dalam shalawat vang ditulis oleh para hafizh dari kalangan ahli hadits seperti Fadhl al-Shalat ‘aha. al-Nabi karya al-Imam Ismail bin Ishaq al- Qadhi, Jala’ al-Ajham karya Ibn al-Qayyim, al-Qahl al-Badi’ karya al-Hafizh al-Sakhawi dan ratusan karya shalawat lainnya.
Dengan demikian, ajakan Wahhabi agar meninggalkan shalawat dan doa yang disusun oleh para ulama dan auliya, termasuk bid’ah madzmumah yang berangkat dari paradigma Wahhabi yang anti bid’ad hasanah, serta bertentangan dengan Sunnah Rasul yang membolehkan dan memuji doa-doa yang disusun oleh para sahabatnya.
Kedua, di antara susunan shalawat yang baik adalah bacaan shalawat yang disertai dengan pujian kepada Nabi SAW.
 Seperti yang dicontohkan dalam shalawat Sayidina Ali bin Abi Thalib dengan menyertakan nama-nama dan sifat-sifat Nabi yang terpuji seperti, ‘alfatih lima ughliq, aldafi’ lijaysyat alabathil, al-khatim lima sabaq’ dan lain-lain. Oleh karena itu, Shalawat al-Fatih dan lain-lain yang mengandung pujian kepada Nabi SAW dengan kalimat ‘alfatih lima ughliq, al-khatim lima sabaq, thibbil qulub wa dawaiha’ dan lain-lain termasuk mengikuti Sunnah Sayyidina Ali bin Abi Thalib yang diakui sebagai salah satu Khulafaur Rasyidin oleh kaum Muslimin. Rasulullah sendiri memerintahkan kita agar mengikuti sunnah Khulafaur Rasyidin sebagaimana juga diakui oleh al-’Utsaimin (Ulama Wahabi) dalam Syarh al-’Aqidah al- Wasithiyyah (hal. 639).

Ketiga, hadits-hadits di atas, dapat mengantarkan kita pada kesimpulan bahwa para sahabat telah terbiasa menyusun doa-doa dan bacaan shalawat kepada Nabi.
Hal ini kemudian diteladani oleh para ulama salaf yang saleh dari kalangan ahli hadits hingga dewasa ini. Lalu bagaimana dengan pernyataan Ustadz Mahrus Ali dalam bukunya Mantan Kiai NU Menggugat Sholaunt & Dzikir Syirik (hal. 91) berikut ini:


 “Para sahabat yang fasih berbahasa Arab, lihai berbicara bahasa Arab dan ahli sastra bahasa Arab pun tidak mau membuat dan mereka-reka sendiri kalimat atau bacaan sholawat untuk Rasulullah Padahal bila mereka mau, tentunya mereka akan dengan mudah sekali membuat bacaan tersebut”

http://laskar-sunnah.blogspot.com/2013/05/kebolehan-aneka-redaksi-shalawat-nabi.html

Baca Selengkapnya ....

PBNU Terbitkan Mushaf An-Nahdlah

Dipublikasikan oleh Syabab Nusantara 0 komentar
PBNU menghadirkan Al-Quran berkualitas guna memenuhi kebutuhan Muslim Indonesia yang mencapati 2 juta eksemplar per tahun. Untuk itu, diterbitkan mushaf An-Nahdlah. Mushaf itu diluncurkan di PBNU, Jakarta, Jumat (21/6).

Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Jam’iyyatul Qurra’ wal-Huffaz Nahdlatul Ulama (PP JQHNU) Ahmad Ari Masyhuri menceritakan proses pembuatan mushaf tersebut.

Menurut Ari, ada sembilan Pimpinan Pusat JQH yang terlibat dalam pembuatan mushaf tersebut. Kesembilan orang tersebut adalah Rais Majelis Ilmi JQHNU KH Ahsin Sakho Muhammad, Ketua Umum JQHNU KH Muhaimin Zen.

Kemudian KH Ahmad Fathoni , KH Jajim Khumaidi, KH Ahmad Dahuri, KH Masrur Ikhwan, Muthmainnah, Romlah Hidayah, dan Ahmad Ari Masyhuri, “Kesembilan orang ini mengawal subtansi untuk verifikasi dan validasi agar sesuai dengan Mushaf Utsmani,” katanya di sekretaria JQHNU, gedung PBNU, Jakarta selepas peluncuran Mushaf An-Nahdlah.

Mereka, tambah Ari, juga mengawal proses penerbitan, percetakan, halaman per halaman secara manual. Kemudian setelah dami masuk dikroscek halaman per halaman lagi.

“Setiap halaman di mushaf itu ada  logo NU-nya,” katanya.

Mushaf Al-Quran bernama An-Nahdlah diterbitkan PBNU melalui PT Hati Emas* yang menggandeng Asia Pulp & Paper (APP). Hadir pada kesempatan itu Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, Sekretaris Jenderal PBNU H. Marsudi Syuhud, Ketua PBNU Slamet Effendi Yusuf, serta pengurus PBNU lain. Hadir pula beberapa Duta Besar negara sahabat seperti Mesir, Malaysia, Cina dan perwakilan OKI.

Penulis: Abdullah Alawi*Direksi PT Hati Emas Omar Aram mengatakan setiap mushaf yang diterbitkan terdapat zakat 2,5 %. Zakat tersebut akan diberikan kepada Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shadaqah Nahdlatul Ulama (LAZISNU) untuk disalurkan

Baca Selengkapnya ....

Pencak Silat akan Menjadi Pelajaran Wajib di Madrasah

Dipublikasikan oleh Syabab Nusantara 0 komentar
Sebagai tindak lanjut atas instruksi Menteri Agama (Menag) Suryadharma Ali bahwa seni bela diri pencak silat harus menjadi pelajaran wajib di madrasah maupun pesantren. “ini ada permintaan khusus dari pak menteri agar pelajaran wajib di madrasah,” ujar Direktur Pendidikan Madrasah, Nur Kholis Setiawan dihadapan seluruh Kepala Bidang Madrasah seluruh Indonesia Senin kemarin (23/9) di Bandung Jawa Barat.

Sebagai langkah nyata, lanjut Nur Kholis, ia berharap pada Ajang Kompetisi Seni dan Olahraga Madrasah (AKSIOMA) tingkat Nasional tahun 2013 yang akan diselenggaran di Malang Jawa Timur seni Pencak Silat dimasukkan sebagai salah satu cabang yang akan dilombakan, “karena di Banten sudah menjadi pelajaran wajib, paling tidak pada Aksioma tahun ini bisa kita wujudkan sebagai bentuk kontribusi riil untuk merawat keragaman seni nusantara,” paparnya saat membuka acara Sinkronisasi Program/Kegiatan Direktorat Pendidikan Madrasah Pusat dan Daerah.

Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa dalam pencak silat mempunyai beberapa dimensi selain cabang olahraga bela diri, seni pencak silat juga mempunyai dimensi seni yang perlu ditonjolkan karena merupakan warisan budaya nusantara, “jadi ini sebagai bagian dari reservasi budaya bangsa,” tukasnya. Untuk itu, lanjut dia lagi, dari sisi seni pula pencak silat bisa menjadi rumpun mata pelajaran di madrasah yang mampunyai konsekuensi positif.

Sebagaimana diketahui, Menag saat di Kota Serang Provinsi Banten akhir pekan kemarin mengintruksikan agar pencak silat masuk pelajaran wajib di madrasah maupun pondok pesantren. Tidak hanya itu, Menag juga berjanji akan memberi tambahan anggaran khusus untuk memperkuat menambah fasilitas pembelajaran silat di madrasah, “Saat ini baru di madrasah dan pesantren saja yang sudah mewajibkan pembelajaran silat, kita targetkan dalam satu tahun kedepan seluruh madrasah dan pesantren di Indonesia, silat sudah menjadi pembelajaran wajib,” kata Menag.


Sumber : Kemenag

Baca Selengkapnya ....

OBAT HATI atau Penawar Hati

Dipublikasikan oleh Syabab Nusantara Senin, 23 September 2013 0 komentar
قال السيد الجليل صاحب الكرامات والمعارف ، والمواهب واللطائف ، إبراهيم الخواص رضي الله عنه : دواء القلب خمسة أشياء : قراءة القرآن بالتدبر ، وخلاء البطن ، وقيام الليل ، والتضرع عند السحر ، ومجالسة الصالحين.

Sayyid al-Jaliil Ibrahiim al-Khowwaash berkata,

  • Membaca alQuran dengan penuh perenungan
  • Mengosongkan perut dengan berpuasa
  • Mengisi malam dengan aneka pengabdian
  • Merendahkan diri pada Sang Pencipta Alam disepertiga malam
  • Bergaul dengan orang-orang shalih dan pilihan

Obat hati ada 5 perkara : 1. Baca quran & maknanya, 2. Sholat malam dirikanlah, 3. Brtemanlah dgn org sholeh, 4. Perbanyaklah berpuasa, 5. Perbanyaklah bersedeqah.



Baca Selengkapnya ....

Pernikahan Anak Kembali Jadi Perdebatan di Yaman

Dipublikasikan oleh Syabab Nusantara Senin, 16 September 2013 0 komentar
SANA - Kisah tentang anak Yaman yang dilaporkan meninggal setelah malam pertama menimbulkan keinginan pengaturan batasan minimal pernikahan pada usia 18 tahun.

“Kami meminta ditetapkannya aturan batasan pernikahan pada usia 18 tahun, sesuai dengan konvensi hak anak internasional,” kata Menteri Hak Asasi Manusia Yaman Huriya Mashhoor, pada Agence France Presse (AFP), Sabtu, 14 September.

Menteri mengatakan bahwa upaya pengaturan batasan pernikahan pernah dibahas pada 2009 tetapi kemudian dibekukan oleh partai Al-Islah.

“Saya menulis surat pada parlemen untuk membahas kembali batasan usia pernikahan,” kata,” Mashhoor.

Menurutnya, usia minimum pernikahan yang tepat adalah 18 tahun, bukan 17 tahun.

Usulan Mashhoor diikuti laporan dengan kematian anak usia delapan tahun yang mengalami pendarahan internal pada malam pertama setelah menikah dengan seorang pria berusia 40 tahun.

Kisah tentang kematian Rawan, yang ditolak oleh pejabat lokal, menimbulkan kemarahan atas tradisi lama orang Yaman ini. Perkawinan anak terjadi secara luas di Yaman.

Diperkirakan, 85 persen gadis Yaman menikah sebelum usia 18 tahun dan 14 persen sebelum usia 15 tahun, menurut data PBB tahun 2006.

Terdapat beberapa kasus dimana gadis muda seusia 8 tahun diizinkan mengikat tali pernikahan.

Islam sangat menghargai pernikahan dan memberikan aturan detail dan mengatur sampai hal-hal kecil.

Islam tidak memaksakan umur secara spesifik untuk layak menikah dan memberikan ruang ini untuk otoritas legal untuk menentukan usia yang tepat untuk menikah demi kepentingan suami dan istri.

Karena itu, hal ini tergantung pada masing-masing negara atau komunitas, dengan sejumlah faktor yang menjadi pertimbangan.

Tradisi yang mengkawatirkan

RUU ini, diikuti dengan penolakan pejabat Yaman atas insiden tersebut, dan mengkonfirmasikan bahwa Rawan masih hidup.
“Gadis muda Rawan Abdo Hattan masih hidup dan tinggal bersama keluarganya, yang menyangkal semua berita yang beredar,” kata Ali al-Qaissi, gubernur propinsi pada kantor berita resmi Yaman SABA pada Sabtu.

“Gadis muda sekarang ada di dalam pusat perlindungan setelah menjalani test fisik dan psikologis di rumah sakit pemerintah setempat.”

Sebelum pernyataan Al-Qaissi, menteri HAM Yaman mengatakan bahwa mereka kekurangan ‘bukti’ atas kematian gadis tersebut, yang menimbulkan kekhawatiran adanya upaya menyembunyikan kasus tersebut.

“Kami tidak memiliki cukup bukti atas insiden tersebut,” kata Mashhoor.

“Tetapi saya khawatir akan adanya upaya mendiamkan kasus ini, khususnya karena hal ini terjadi di daerah terpencil di propinsi Hajja yang mana, telah terjadi kasus serupa sebelumnya.

“Jika kasus ini terkonfirmasi dan ditutup-tutupi maka kejahatannya menjadi lebih serius,” katanya.

Pada awal 2012, laporan Human Right Watch (HRW) mengatakan pernikahan anak-anak menimbulkan akibat pada seluruh masyarakat Yaman, yang mencegah perempuan menyelesaikan pendidikan mereka, yang menjadikan Yaman ketinggalan secara berkepanjangan.

Masalah pernikahan anak di Yaman menimbulkan kemarahan dunia pada 2010 ketika Nujod Mohamed Ali dinikahkan pada usia 10 tahun dengan seorang pria yang 20 tahun lebih tua, pada 2008.

Setelah bercerai, karena pelecehan seksual dan kekerasan, Ali dilibatkan dalam kampanye menghilangkan pemaksaan pernikahan, yang menimbulkan keinginan kuat untuk mengatur pernikahan sampai usia 18 tahun.

“Pernikahan dalam Islam diatur dengan aturan tertentu, yaitu harus mencapai akil balik dan kedewasaan,” kata petunjuk dalam menual tersebut. (onislam.net/mukafi niam/NUON/Foto: Onislam

Baca Selengkapnya ....

Puluhan Anak Muda Belajar Teknologi Informasi

Dipublikasikan oleh Syabab Nusantara 0 komentar
Puluhan anak muda dari berbagai daerah berkumpul di Majelis Ilmu dan Dzikir Ar-Raudhah yang dipimpin oleh Habib Naufal bin Muhammad Alaydrus Solo, Jawa Tengah pada Ahad (15/9) sekitar pukul 09.00.

Mereka berasal dari Ahbabul Musthofa Sragen, Pondok Pesantren Ta’mirul Islam (Solo), Pondok Pesantren Baitul Musthofa, IAIN Surakarta, Majelis Dzikir Haqqani, Majelis Dzikir 123 Losari, D3 Teknik Informasi UNS, Keluarga Mahasiswa Nahdhatul Ulama (KMNU) UGM, Majelis Padang mBulan Majelis Riyadhul Jannah (Malang), dan Majelis Rotibul Haddad GP Ansor (Banyumas).

Anak-anak muda tersebut hadir untuk mengikuti Pelatihan IT yang digagas oleh Tim Aswaja IT Developer. “Peserta Pelatihan IT Aswaja akan mendapatkan pengetahuan gratis mengenai audio video streaming,” ungkap salah seorang panitia.

Dalam pelatihan tersebut, peserta mendapat materi mengenai cara mengunggah kajian yang diselenggarakan majelisnya melalui teknologi streaming. Streaming merupakan salah satu teknologi yang memungkinkan penggunanya mengunggah audio atau video secara live melalui jaringan internet. Dengan kata lain, pengguna teknologi ini dapat menyiarkan audio dan video layaknya radio atau televisi internet sehingga dapat dinikmati oleh siapapun yang terkoneksi dengan internet.

Setelah mengikuti pelatihan, diharapkan peserta mampu untuk menyiarkan kajian yang diselenggarakan majelisnya melalui jaringan internet. Hal itu senada dengan yang disampaikan oleh salah satu panitia, “Tujuan pelatihan IT ini agar di setiap majelis dan pondok pesantren mampu menyiarkan secara langsung semua acara kajian yang rutinan ataupun ketika acara akbar, dan menggunakan kecanggihan teknologi untuk dakwah.”

Peserta yang hadir dalam Pelatihan IT Aswaja sangat bersemangat mendengarkan materi yang disampaikan Muhammad Hafidz dan Seto. Bahkan, dalam pelatihan tersebut disepakati rencana untuk menyelenggarakan pelatihan serupa setiap hari Ahad.

Tim Aswaja IT Developer memberikan akun server radio streaming gratis kepada majelis, pondok pesantren, atau siapapun yang menginginkannya. Syaratnya, akun tersebut dimanfaatkan untuk dakwah Aswaja sehingga dapat dinikmati lebih luas.

“Nantinya semua radio online berfaham Ahlussunnah wal Jamaah akan dijadikan satu dalam situs www.StreamingIslami.com, baik yg pakai server kami atau bukan. Database streamingIslami.com inilah yang akan digunakan untuk database aplikasi mobile dan situs radio aswaja center.

Ketika database terupdate maka semuanya otomatis ter-update, lanjut panitia, setelah pelatihan berakhir. “Selain server radio streaming, kami juga berencana membuat server video streaming sendiri. Kalo sudah punya kan mantap, bisa dipakai semua majelis/ pondok pesantren yangg membutuhkan. Mengingat harga server radio dan video streaming tergolong msh sangat mahal.” imbuh perwakilan tim Aswaja IT Developer kepada NU Online. (Ozzy-Markun-Pekik Nursasongko/Abdullah Alawi/Nuonline)

Baca Selengkapnya ....

Hanya 40 Persen Anak Muslim Somalia Sekolah

Dipublikasikan oleh Syabab Nusantara Jumat, 13 September 2013 0 komentar
Selama beberapa tahun di Mogadishu, sebuah masjid merupakan satu-satunya tempat belajar gratis bagi penduduk miskin Somalia. Rakyat miskin tersebut memiliki kesempatan untuk belajar secara gratis. Mereka diberi makanan dan seragam oleh sekolah yang dibiayai oleh lembaga donor dan rakyat Somalia yang hidup di luar negeri. 

Pemerintah kekurangan dana dan tenaga untuk menyelenggarakan pendidikan. Sekolah ini dibangun tahun 2007 dan sebagian besar muridnya adalah anak-anak pengungsi yang berusia 3-18 tahun. 

Jumlah murid yang belajar sebanyak 449. Masjid digunakan karena tidak ada gedung yang layak untuk tempat belajar mengajar. Setelah mengalami beberapa dekade perang sipil, saat ini hanya 40 persen anak Somalia yang belajar di sekolah. Angka ini terendah dalam tingkat pendaftaran sekolah di dunia. 

Somalia merupakan negera mayoritas Muslim, sehingga rendahnya tingkat pendidikan ini menjadi keprihatinan masa depan kuaitas Muslim di negeri tersebut. Banyak anak terlambat masuk sekolah. Keikutsertaan perempuan dalam pendidikan juga rendah (islam.ru/mukafi niam/NU)

Baca Selengkapnya ....

Dubes RI di Yunani: Indonesia Masih Punya Banyak Pekerjaan Rumah

Dipublikasikan oleh Syabab Nusantara 0 komentar
LONDON - Indonesia dengan jumlah penduduk kelas menengah tertinggi di kawasan dan ketiga di dunia masih mempunyai pekerjaan rumah seperti pelaksanaan demokrasi di semua tingkat, pengurangan angka kemiskinan, dan pemberantasan korupsi.

Hal itu diungkapkan Duta Besar RI untuk Yunani Benny Bahanadewa dalam sambutannya pada acara Resepsi Diplomatik yang digelar KBRI Athena di Hotel Grand Bretagne, Athena, Yunani.

Lebih lanjut Dubes Benny Bahanadewa mengatakan kemajuan yang dicapai sejak 15 tahun terakhir setelah mengalami reformasi sistem politik dan ekonomi nasional Indonesia. Selain menjadi salah satu negara demokrasi terbesar di dunia, Indonesia berhasil mencapai pertumbuhan ekonomi yang menghantarkan Indonesia menjadi salah satu negara G-20 dan termasuk dalam negara "Growth Market."

Di tataran hubungan bilateral kedua negara, Duta Besar RI menyampaikan bahwa Indonesia dan Yunani memiliki kerjasama yang erat dan terus berkembang dalam bidang politik, antar parlemen, ekonomi, perdagangan dan industri.

Selain itu kedua negara memiliki banyak persamaan seperti keduanya adalah negara kepulauan, memiliki banyak peninggalan bersejarah dan situs arkeologi, serta pusat pariwisata yang dapat dikembangkan bersama.

Dalam upaya peningkatan people-to-people contact, kedua negara telah saling mengirimkan misi budaya selama beberapa tahun terakhir.(Antara/Republika)

Baca Selengkapnya ....

MPR RI Dorong Pemerintah Tindak Tegas Gerakan Khilafah

Dipublikasikan oleh Syabab Nusantara 1 komentar
Majelis Permusyaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) akan mendorong pemerintah untuk menindak secara tegas terhadap gerakan-gerakan yang mempropagandakan negara berdasarkan khilafah.

Demikian dikatakan oleh Wakil Ketua MPR RI Lukman Hakim Saifuddin dalam diskusi yang bertajuk “Menggugat Empat Pilar” di Kantor PBNU lantai delapan, jalan Kramat Raya nomor 164, Jakarta Pusat, Jumat (2/8) sore.

“Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) adalah fenomena belakangan. Kita tentu harus serius dengan kehadiran HTI,” kata Lukman Hakim.

Lukman Hakim Saifuddin menilai pemerintah kurang serius menangani gerakan-gerakan yang merongrong Pancasila. Selain pemerintah, ia juga mengimbau masyarakat luas untuk tidak melakukan pembiaran terhadap gerakan-gerakan khilafah tersebut.

“Pemerintah seperti tutup mata terhadap ancaman gerakan khilafah,” kata Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Mashdar F Masudi dalam forum yang sama.

Di hadapan sedikitnya 70 peserta diskusi, KH Mashdar mengatakan bahwa negara-negara Islam sedang terjadi gejolak hebat di Timur Tengah. Ideologi absolut dan hitam-putih persoalan membuat keamanan tak kunjung datang.

“Kalau negara Islam saja sudah seperti itu, apalagi negara dengan sistem khilafah yang sangat absolut,” tegas KH Mashdar.

Dalam diskusi yang difasilitasi Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (LAKPESDAM NU), Lukman Hakim menjelaskan bahwa sosialisasi Empat Pilar menjadi salah satu program utama MPR RI.

Karena, sambung Lukman Hakim Saifuddin muncul sejumlah fenomena-fenomena aktual yang mengikis nilai-nilai Pancasila mulai dari gerakan separatis, gerakan kekerasan, gerakan khilafah, perilaku sewenang-senang pejabat publik. (NU)

Baca Selengkapnya ....

Palang Merah Internasional Serukan Bantu Rakyat Suriah

Dipublikasikan oleh Syabab Nusantara 0 komentar
Pemimpin Komite Palang Merah Internasional (ICRC), Rabu (11/9), menyerukan upaya gabungan dari masyarakat internasional untuk memastikan bantuan yang diberikan menjangkau orang-orang yang memerlukan di Suriah.

Peter Maurer, Presiden ICRC mengatakan di markas organisasi tersebut di Jenewa bahwa perang yang berkecamuk di Suriah dan dampak tak terkendali dari konflik bersenjata itu atas rakyat sipil Suriah menjadi keprihatinan besar.

Ia menyerukan perhatian mendesak pada situasi menyedihkan rakyat Suriah yang tak mendapatkan di antaranya makanan yang diperlukan, barang kebutuhan rumah tangga, air, fasilitas kebersihan, dan bahkan fasilitas serta perawatan medis.

"Apa yang kita lihat ialah peningkatan penderitaan rakyat Suriah dari dampak perang ini," kata Maurer.

Ia menambahkan konflik itu telah mengakibatkan banyak kematian dan pengungsian, dan membuat banyak orang jadi pengungsi di dalam negeri mereka.

Maurer kembali menyeru para pelaku utama yang memiliki pengaruh pada semua pihak atau kelompok dalam konflik Suriah agar menggunakan pengaruh politik dan diplomatik mereka serta saluran komunikasi, sehingga "para aktor kemanusiaan di lapangan dapat melakukan pekerjaan yang mesti mereka lakukan". (antara/mukafi niam)

Baca Selengkapnya ....

Rakyat Tunisia Kecewa dengan Demokrasi

Dipublikasikan oleh Syabab Nusantara 0 komentar
Rakyat Tunisia, yang memulai gerakan demokrasi pada Arab Spring tahun 2011 dengan menurunkan presiden yang otoriter saat ini sedang berusaha mencari stabilitas dan kehilangan kepercayaan atas demokrasi serta pemimpin yang mereka pilih, demikian menurut sebuah laporan yang dipublikasikan pada, Kamis (12/9).

Survey yang dipublikasikan oleh Pew Research Center menunjukkan penurunan secara dramatis dari tahun lalu dalam rating seluruh politisi utama, termasuk institusi pemerintah seperti parlemen dan pengadilan.


Namun demikian, rakyat Tunisia masih mendukung pengaruh agama dalam politik dan keberadaan partai politik yang berbasis agama.

“Rakyat Tunisia percaya bahwa prinsip Islam harus mempengaruhi sistem hukum dan para tokoh agama harus memiliki peran politik,” kata laporan tersebut.

Survey yang didasarkan pada wawancara langsung pada 1.000 orang ini dilakukan pada Maret, saat Tunisia dalam transisi demokrasi yang dramatis dengan munculnya deadlock antara pemerintah dan oposisi tentang ke arah mana negara ini akan dibawa.

Masalah ekonomi dan pembunuhan terhadap dua tokoh oposisi utama dalam lima bulan menjadi alasan kelompok oposisi bahwa partai Islam moderat Ennahda tak bisa menjalankan pemerintahan dan harus diganti.

Rating popularitas Ennahda telah turun 25 point tinggal 40 persen, menurut survey ini, tetapi masih lebih tinggi dibandingkan dengan partai oposisi lainnya.

Politisi dengan tingkat popularitas tertinggi adalah Hamada Jebali dengan angka 58 persen. Ia adalah sekretaris jenderal partai Ennahda Party. Popularitasnya juga menurun dari tahun lalu sebesar 66 persen.

Ennahda mungkin akan kehilangan posisi mayoritas di parlemen dalam pemilihan selanjutnya, tetapi menurut survey tersebut, partai tersebut masih akan memiliki kekuatan politik dominan di negara yang 59 persen penduduknya percaya bahwa hukum harus mengikuti nilai dan prinsip Islam.

Dengan populasi yang didominasi oleh kelas menengah dan terdidik, Tunisia sangat diharapkan memiliki kesempatan untuk berhasil dalam demokrasi.

Transisi yang sulit ini, telah menurunkan kepercayaan terhadap demokrasi. Pada 2012, sekitar 55 persen rakyat memilih untuk menggunakan sistem demokrasi dengan sejumlah instabilitas, dan jumlah tersebut menurun tinggal 38 persen pada 2013, dan saat ini 56 persen rakyat Tunisia menerima sebuah negara yang stabil meskipun tidak sepenuhnya demokratis.

Penurunan kepercayaan terhadap demokrasi paling tinggi terjadi diantara kelompok pendapatan menengah, yang mana hanya 48 persen dalam survey tahun ini percaya demokrasi merupakan pilihan terbaik, turun dari 66 persen pada tahun sebelumnya.

Untuk kelompok dengan pendapatan lebih tinggi atau lebih rendah, mayoritas masih percaya, demokrasi merupakan pilihan terbaik.

Tingkat kepercayaan masih tinggi dalam institusi seperti tentara dan polisi, tetapi hanya 42 peren yang melihat pengadilan dan serikata buruh memiliki pengaruh yang baik terhadap masyarakat, sementara anggota parlemen yang untuk pertama kalinya dipilih secara bebas hanya meraih kepercayaan 20 persen.

Secara ekonomi, mayoritas mengatakan kondisi mereka lebih buruk dibandingkan masa revolusi, dan hanya 50 persen yang percaya keadaan akan membaik, turun 75 persen dari tahun lalu.

Ditengah sikap pesimis ini, survey menemukan, sebagian besar rakyat Tunisia mendukung pilar-pilar utama demokrasi, meliputi pengadilan yang jujur, kebebasan memilih, kebebasan berekspresi dan kesetaraan jender.

“Meskipun terdapat ketidakpuasan yang meluas dengan demokrasi, mayoritas rakyat Tunisia percaya akan pentingnya komponen demokrasi tersebut,” kata laporan itu dengan margin error 4 persen ini. (AP/mukafi niam/NU)

Baca Selengkapnya ....

Pengasuh Pesantren Ribath Al Murtadla Al Islami Sebut HTI Terkesan Tidak Mau Hormati Ulama

Dipublikasikan oleh Syabab Nusantara 0 komentar
"Dulu kami agak peduli dengan mereka (HTI). Namun, karena mereka seringkali tidak mau mendengarkan pendapat orang lain, dan terkesan mau menang sendiri dalam berpendapat, bahkan terkesan tidak mau menghormati para ulama yang lebih tua dalam segala aspek, maka kami tidak begitu menghiraukan mereka lagi. Apalagi pemahaman mereka itu sangat tidak cocok dengan kultur umat Islam bangsa Indonesia sebagai penerus perjuangan dakwah para Walisongo".

Demikian disampaikan oleh KH. Luthfi Bashori Malang,Alumni Ma'had Sayyid Muhammad Alwi Al Maliki di Makkah Al Mukarrmah, sebagaimana yang tertulis didalam situs pribadinya Perjuangislam.com (6/6/2013).

Pengasuh Pesantren Ribath Al Murtadla Al Islami Singosari Malang tersebut mengungkap ketidak perluan pada HTI setelah mengetahui karakter kelompok HTI yang keras kepala, arogan dan tidak mau mendengarkan pendapat orang lain, bahkan tidak menghormati ulama meskipun lebih mumpuni dalam segala aspek. 
Ketua Umum Pesanren Ilmu Alquran (PIQ) Singosari Malang juga menegaskan ketidak cocokan dakwah HTI dengan kultur ummat Islam Indonesia. 
Lebih jauh, KH. Luthfi Bashori mengatakan bahwa HTI hanya memperjuangkan pendapat Taqiyuddin An-Nabhani dan menolak fiqh Hanafiyah, Malikiyah, Syafi'iyah dan Hanbaliyah yaitu Fiqh 4 Madzhab.
"Mereka (HTI) menolak fiqih 4 madzhab yang memperbolehkan hukumnya satu negara dipimpin oleh seorang presiden/raja/pedana menteri sebagai pemerintah yang sah menurut syariat, asalkan para pemimpinnya tidak melarang pemberlakuan syariat Islam. Mereka hanya memperjuangkan pendapat Taqyuddin Annabhani, tokoh HTI. Padahal dunia ini mayoritas dihuni umat Islam dari 4 madzhab." tulis Ketua Komisi Hukum dan Fatwa MUI Kabupaten Malang tersebut.
Penulis buku "Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat " tersebut juga mengaku sangat memahami arah pemikiran Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) karena sering berdiskusi dengan mereka yang tidak pernah ketemu ujung pangkalnya.

"Kami sudah tahu persis arah pemikiran mereka, karena kami sering berdiskusi dengan kelompok HTI yang tidak pernah ketemu ujung pangkalnya", tulisnya.
KH. Luthfi Bashori juga menilai bahwa kelompok HTI tidak konsisten dan tidak konsekuen dengan keyakinan mereka sendiri. (*).

Sumber MMN: http://www.muslimedianews.com/2013/09/alumni-mahad-al-maliki-hti-terkesan.html#ixzz2epHpC3IB

Baca Selengkapnya ....

Pemerintah Indonesia Abai Terhadap Gerakan Khilafah

Dipublikasikan oleh Syabab Nusantara 1 komentar

Pemerintah Republik Indonesia sudah melakukan pembiaran terhadap gerakan khilafah. Pembiaran Pemerintah RI menujukkan ketidakjelasan sikapnya. Padahal gerakan khilafah berupaya terang-terangan mendongkel dasar negara Indonesia Pancasila.

Demikian dikatakan oleh Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Mashdar Farid Masudi dalam forum diskusi yang diadakan LAKPESDAM NU di Kantor PBNU lantai delapan, jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Jumat (2/8) sore lalu.

Terkait sikap abai pemerintah itu, KH Mashdar merujuk kepada peristiwa deklarasi khilafah oleh Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) beberapa bulan lalu di stadion utama Bung Karno, Jakarta Selatan.

“Deklarasi khilafah itu ditayangkan oleh stasiun televisi pemerintah Televisi Republik Indonesia (TVRI),” kata KH Mashdar dalam diskusi yang bertajuk ‘Menggugat Empat Pilar’ yang juga dihadiri oleh Wakil Ketua MPR RI Lukman Hakim Saifuddin, Peneliti LIPI Siti Zuhro, Peneliti Pusat Pancasila UGM Kailani.

KH Mashdar menunjukkan sikap kecewa terhadap Pemerintah RI yang membiarkan media resminya TVRI memberikan forum gerakan khilafah dalam siarannya. Ia menilai pembiaran tayangan deklarasi khilafah itu sebagai tindakan fatal Pemerintah RI

“Pemerintah ini ingin menunjukkan sikap yang sangat toleran atau sikap saking linglungnya?” tegas KH Mashdar di hadapan sedikitnya 70 peserta diskusi. [NU]

Baca Selengkapnya ....

Mengajari Syabab HTI : Wajibkah Memperjuangkan Khilafah?

Dipublikasikan oleh Syabab Nusantara 0 komentar
Kelompok yang sangat getol memperjuangkan tegaknya khilafah di dunia Islam dewasa ini adalah Hizbut Tahrir. Sedangkan fatwa yang Anda sebutkan tadi, adalah fatwa Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani, pendiri Hizbut Tahrir, dalam bukunya, al-Syakhshiyyah al-Islamiyyah, juz 2 hal. 19. Fatwa kelompok tersebut jelas radikal, ekstrem dan tidak benar, karena beberapa alasan.
Pertama, kewajiban umat Islam dalam mengangkat seorang pemimpin tidak harus bernama khilafah, akan tetapi mengangkat pemimpin dalam pengertian yang bersifat umum, baik khalifah maupun raja.
Kedua, kewajiban umat Islam mengangkat seorang pemimpin tunggal, yang menjadi simbol persatuan umat Islam seluruh dunia, itu ketika umat Islam mampu melaksanakan dan kewajiban tersebut mungkin dilakukan.

Oleh karena itu, ketika umat Islam tidak mampu atau siuasi tidak memungkinkan mengangkat seorang pemimpin tunggal, maka kewajiban tersebut menjadi gugur, seperti yang terjadi dewasa ini. Dalam hal, al-Imam al-Hafizh Abu Amr al-Dani berkata:
وَإِقَامَةُ اْلإِمَامِ مَعَ الْقُدْرَةِ وَاْلإِمْكَانِ: فَرْضٌ عَلىَ اْلأُمَّةِ لاَ يَسَعُهُمْ جَهْلُهُ، وَالتَّخَلُّفُ عَنْهُ، وَإِقَامَتُهُ إِلىَ أَهْلِ الْحَلِّ وَالْعَقْدِ مِنَ اْلأُمَّةِ دُوْنَ النَّصِّ مِنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ.
“Mengangkat seorang imam ketika mampu dan memungkinkan dihukumi wajib bagi umat Islam, yang harus mereka ketahui dan tidak boleh ditinggalkan. Pengangkatan tersebut berdasarkan keputusan ahlul halli wal ‘aqdi dari umat, bukan berdasarkan nash dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallama.” (Abu Amr al-Dani, al-Risalah al-Wafiyah, hal. 130).
Ketiga, ketika umat Islam mampu dan situasi memungkinkan untuk mengangkat seorang pemimpin tunggal, akan tetapi umat Islam tidak melakukannya, maka yang berdosa dalam kekosongan pemimpin tersebut adalah dua kelompok, yaitu kelompok ahlul halli wal-‘aqdi dan kelompok para tokoh yang layak menjadi pemimpin umat. Beban dosa kekosongan pemimpin tersebut tidak dibebankan kepada seluruh umat Islam, sebagaimana dalam fatwa di atas. Dalam al-Mausu’ah al-Fiqhiyyah al-Kuwaitiyyah disebutkan:
وَهَذَا الْوُجُوْبُ وُجُوْبُ كِفَايَةٍ كَالْجِهَادِ وَنَحْوِهِ، فَإِذَا قَامَ بِهَا مَنْ هُوَ مِنْ أَهْلِهَا سَقَطَ الْحَرَجُ عَنِ الْكَافَّةَ، وَإِنْ لَمْ يَقُمْ بِهَا أَحَدٌ أَثِمَ مِنْ النَّاسِ فَرِيقَانِ : ۱. أَهْلُ الِاخْتِيَارِ وَهُمْ أَهْلُ الْحَلِّ وَالْعَقْدِ مِنَ الْعُلَمَاءِ وَوُجُوْهِ النَّاسِ حَتَّى يَخْتَارُوا إمَامًا لِلْأُمَّةِ .۲. أَهْلُ الْإِمَامَةِ وَهُمْ مَنْ تَتَوَفَّرُ فِيْهِمْ شُرُوْطُ اْلإِمَامَةِ إِلىَ أَنْ يُنْصَبَ أَحَدُهُمْ إِمَامًا.
“Kewajiban mengangkat seorang imam ini adalah kewajiban kifayah seperti halnya jihad dan sesamanya. Apabila ada seseorang yang melaksanakannya, maka beban dosa gugur dari seluruh umat Islam. Apabila tidak ada seorang pun yang melaknsanakannya, maka dua golongan dari umat Islam yang menanggung dosa. Pertama, ahli memilih, yaitu ahlul halli wal ‘aqdi dari kalangan para ulama dan tokoh masyarakat, sampai mereka memilih seorang imam bagi umat. Kedua, ahli imamah, yaitu mereka yang memenuhi kriteria menjadi imam, sampai salah seorang di antara mereka diangkat sebagai imam.” (Al-Mausu’ah al-Fiqhiyyah al-Kuwaitiyyah, juz 6. Hal. 217).
Pernyataan tersebut dikutip dari al-Imam al-Mawardi, dalam al-Ahkam al-Sulthaniyyah wa al-Wilayat al-Diniyyah, hal. 3, al-Imam Abu Ya’la al-Farra’ al-Hanbali, dalam al-Ahkam al-Sulthaniyyah, hal. 19, dan al-Imam al-Qalqasyandi, dalam Ma’atsir al-Inafah fi Ma’alim al-Khilafah, juz 1, hal. 30.
Keempat, ketika umat Islam tidak memiliki pemimpin tunggal yang menyatukan mereka dalam satu negara, para ulama membenarkan terjadinya kepemimpinan lokal, dimana setiap daerah memiliki kepemimpinan otonom seperti yang terjadi dewasa ini. Umat Islam terkotak-kotak dalam banyak negara dan kepemimpinan. Imam al-Haramain al-Juwaini (419-478 H/1028-1085 M) berkata:
قَالَ بَعْضُ الْعُلَمَاءِ: لَوْ خَلاَ الزَّمَانُ عَنِ السُّلْطَانِ فَحَقٌّ عَلَى قُطَّانِ كُلِّ بَلْدَةٍ، وَسُكَّانِ كُلِّ قَرْيَةٍ، أَنْ يُقَدِّمُوا مِنْ ذَوِي اْلأَحْلاَمِ وَالنُّهَى، وَذَوِي الْعُقُولِ وَالْحِجَا مَنْ يَلْتَزِمُونَ امْتِثَالَ إِشَارَاتِهِ وَأَوَامِرِهِ، وَيَنْتَهُونَ عَنْ مَنَاهِيهِ وَمَزَاجِرِهِ ; فَإِنَّهُمْ لَوْ لَمْ يَفْعَلُوا ذَلِكَ، تَرَدَّدُوا عِنْدَ إِلْمَامِ الْمُهِمَّاتِ، وَتَبَلَّدُوا عِنْدَ إِظْلاَلِ الْوَاقِعَاتِ.
“Sebagian ulama berkata: “Apabila suatu masa mengalami kekosongan dari penguasa tunggal, maka penduduk setiap daerah dan setiap desa, harus mengangkat di antara orang-orang yang memiliki kecerdasan dan pemikiran, seseorang yang dapat mereka ikuti petunjuk dan perintahnya, dan mereka jauhi larangannya. Karena apabila mereka tidak melakukan hal tersebut, mereka akan ragu-ragu ketika menghadapi persoalan penting dan tidak mampu mengatasi persoalan yang sedang terjadi.” (Imam al-Haramain, Ghiyats al-Umam fi Iltiyats al-Zhulam, hal. 386-387).
Kelima, para ulama yang menulis kitab-kitab akidah Ahlussunnah Wal-Jama’ah juga menjelaskan, bahwa kepemimpinan khilafah hanya berlangsung selama tiga puluh tahun, yaitu pada masa-masa kepemimpinan Sayyidina Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali –radhiyallahu ‘anhum. Setelah itu umat Islam akan dipimpin oleh kerajaan dan keemiran. Dalam hal ini, al-Imam Najmuddin al-Nasafi berkata dalam al-‘Aqidah al-Nasafiyyah:
وَالْخِلاَفَةُ ثَلاَثُوْنَ سَنَةً، ثُمَّ بَعْدَهَا مُلْكٌ وَإِمَارَةٌ.
“Khilafah berlangsung selama tiga puluh tahun. Kemudian setelah itu kerajaan dan keemiran.” (Syaikh Abdullah al-Harari al-Habasyi, al-Mathalib al-Wafiyyah Syarh al-‘Aqidah al-Nasafiyyah, hal. 143).
Pernyataan senada juga dikemukakan al-Imam al-Baihaqi dalam al-I’tiqad ‘ala Madzhab al-Salaf Ahl al-Sunnah wa al-Jama’ah, al-Imam al-Thahawi dalam al-‘Aqidah al-Thahawiyyah dan lain-lain.
Pandangan bahwa khilafah dalam Islam hanya berlangsung selama tiga puluh tahun, didasarkan pada hadits shahih berikut ini:
عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُمْهَانَ قَالَ حدثني سَفِينَةُ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: الْخِلاَفَةُ فِي أُمَّتِي ثَلاَثُونَ سَنَةً ثُمَّ مُلْكٌ بَعْدَ ذَلِكَ ثُمَّ قَالَ لِي سَفِينَةُ أَمْسِكْ خِلاَفَةَ أَبِي بَكْرٍ ثُمَّ قَالَ وَخِلاَفَةَ عُمَرَ وَخِلاَفَةَ عُثْمَانَ ثُمَّ قَالَ لِي أَمْسِكْ خِلاَفَةَ عَلِيٍّ قَالَ فَوَجَدْنَاهَا ثَلاَثِينَ سَنَةً قَالَ سَعِيدٌ فَقُلْتُ لَهُ إِنَّ بَنِي أُمَيَّةَ يَزْعُمُونَ أَنَّ الْخِلاَفَةَ فِيهِمْ قَالَ كَذَبُوا بَنُو الزَّرْقَاءِ بَلْ هُمْ مُلُوكٌ مِنْ شَرِّ الْمُلُوكِ.
Sa’id bin Jumhan berkata: Safinah menyampaikan hadits kepadaku, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallama bersabda: Pemerintahan Khilafah pada umatku selama tiga puluh tahun, kemudian setelah itu dipimpin oleh pemerintahan kerajaan. Lalu Safinah berkata kepadaku: Hitunglah masa kekhilafahan Abu Bakar (2 tahun), Umar (10 tahun) dan Utsman (12 tahun). Safinah berkata lagi kepadaku: Tambahkan dengan masa khilafahnya Ali (6 tahun). Ternyata semuanya tiga puluh tahun. Sa’id berkata: Aku berkata kepada Safinah: Sesungguhnya Bani Umayah berasumsi bahwa khilafah ada pada mereka. Safinah menjawab: Mereka (Bani Umayah) berbohong. Justru mereka adalah para raja, yang tergolong seburuk-buruk para raja. (HR. Ahmad, [20910], dan al-Tirmidzi, [2152]).
Keenam, ketika umat Islam tidak memiliki seorang khalifah atau pemimpin tunggal, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallama tidak memerintahkan umatnya agar berusaha atau berpartisipasi dalam memperjuangkan tampilnya seorang khalifah. Akan tetapi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallama berpesan agar mereka menjauhi kelompok-kelompok yang mengajak pada perpecahan, dan tetap konsisten mengikuti ajaran Ahlussunnah Wal-Jama’ah. Al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan:
عَنْ حُذَيْفَةَ بْنِ الْيَمَانِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ كَانَ النَّاسُ يَسْأَلُونَ رَسُولَ اللهِ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ الْخَيْرِ وَكُنْتُ أَسْأَلُهُ عَنِ الشَّرِّ مَخَافَةَ أَنْ يُدْرِكَنِيْ فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللهِ إِنَّا كُنَّا فِى جَاهِلِيَّةٍ وَشَرٍّ فَجَاءَنَا اللهُ بِهَذَا الْخَيْرِ فَهَلْ بَعْدَ هَذَا الْخَيْرِ شَرٌّ قَالَ « نَعَمْ » فَقُلْتُ هَلْ بَعْدَ ذَلِكَ الشَّرِّ مِنْ خَيْرٍ قَالَ « نَعَمْ وَفِيهِ دَخَنٌ ». قُلْتُ وَمَا دَخَنُهُ قَالَ « قَوْمٌ يَسْتَنُّونَ بِغَيْرِ سُنَّتِي وَيَهْدُونَ بِغَيْرِ هَدْيِي تَعْرِفُ مِنْهُمْ وَتُنْكِرُ ». فَقُلْتُ هَلْ بَعْدَ ذَلِكَ الْخَيْرِ مِنْ شَرٍّ قَالَ « نَعَمْ دُعَاةٌ عَلَى أَبْوَابِ جَهَنَّمَ مَنْ أَجَابَهُمْ إِلَيْهَا قَذَفُوهُ فِيهَا ». فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللهِ صِفْهُمْ لَنَا. قَالَ « نَعَمْ قَوْمٌ مِنْ جِلْدَتِنَا وَيَتَكَلَّمُونَ بِأَلْسِنَتِنَا ». قُلْتُ يَا رَسُولَ اللهِ فَمَا تَرَى إِنْ أَدْرَكَنِي ذَلِكَ قَالَ « تَلْزَمُ جَمَاعَةَ الْمُسْلِمِينَ وَإِمَامَهُمْ ». فَقُلْتُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ لَهُمْ جَمَاعَةٌ وَلاَ إِمَامٌ قَالَ « فَاعْتَزِلْ تِلْكَ الْفِرَقَ كُلَّهَا وَلَوْ أَنْ تَعَضَّ عَلَى أَصْلِ شَجَرَةٍ حَتَّى يُدْرِكَكَ الْمَوْتُ وَأَنْتَ عَلَى ذَلِكَ ».
Hudzaifah bin al-Yaman radiyallahu ‘anh berkata: “Orang-orang selalu bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallama tentang kebaikan. Tapi aku selalu bertanya tentang keburukan, karena khawatir menjumpainya. Aku berkata: “Ya Rasulullah, dulu kami hidup dalam jahiliah dan keburukan, lalu Allah memberikan kebaikan kepada kami. Apakah setelah kebaikan ini ada keburukan?” Beliau menjawab: “Ya.” Aku berkata: “Apakah setelah keburukan itu ada kebaikan.” Beliau menjawab: “Ya, tetapi ada keruhnya.” Aku berkata: “Apa keruhnya?” Beliau menjawab: “ Kaum yang tidak mengikuti jejakku, kamu mengenal mereka dan menginkari.” Aku berkata: “Apakah setelah kebaikan itu ada keburukan?” Beliau menjawab: “Ya, para pengajak di pintu-pintu Jahanam. Barang siapa yang menerima ajakan mereka, maka akan dilempar ke dalamnya.” Aku berkata: “Ya Rasulullah, terangkan sifat mereka kepada kami.” Beliau menjawab: “Secara lahiriah mereka dari golongan kita dan berbicara dengan bahasa kita.” Aku berkata: “Apa perintahmu kepadaku jika aku menjumpainya?” Beliau menjawab: “Ikuti jamaah kaum Muslimin dan imamnya.” Aku berkata: “Jika mereka tidak lagi berjamaah dan tidak memiliki imam?” Beliau menjawab: “Jauhi aliran-aliran itu seluruhnya, meskipun kamu harus menggigit akar pohon, hingga maut menjemputmu dan kamu bersamanya. (HR. al-Bukhari [7084] dan Muslim [4890]).
Dalam hadits di atas, ketika sahabat Hudzaifah bertanya, tentang sikap yang diambil oleh seorang Muslim ketika umat Islam tidak lagi bersatu dan tidak memiliki pemimpin tunggal atau khalifah, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallama menjawab, bahwa sikap yang harus diambil oleh seorang Muslim adalah menjauhi kelompok-kelompok yang mengajak pada perpecahan karena khawatir terjerumus dalam keburukan. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallama tidak menjawab, agar seorang Muslim berusaha dan berpartisipasi dalam perjuangan tampilnya seorang khalifah.
Wallahu a’lam.

(www.idrusramli.com)
- See more at: http://www.eramuslimin.tk/2013/09/mengajari-syabab-hti-wajibkah.html#sthash.48zdvCbg.dpuf

Baca Selengkapnya ....

Sertifikasi Imam dan Khatib untuk Sebarkan Metode Al Azhar

Dipublikasikan oleh Syabab Nusantara 0 komentar
Dr. Muhammad Mukhtar Jum`ah, Menteri Perwakafan Republik Arab Mesir menegaskan bahwa tugas utama dari Kementerian Perwakafan adalah meramaikan masjid dengan syiar-syiar syariat, dakwah dan kebangsaan, dan bukan menutupnya.

Dalam wawancara ekslusifnya dengan Surat Kabar Shaut al-Azhar beliau menyatakan bahwa kementrian telah mengeluarkan keputusan yang mencabut izin seluruh para khatib di masjid-masjid. Hal itu bertujuan untuk mencegah para khatib yang tidak berasal dari al-Azhar untuk berkhutbah di masjid-masjid, untuk menyebarkan paham Islam yang moderat dan toleran, dan menghindari orasi-orasi politik dalam khutbah di masjid-masjid.

Pihaknya juga menjelaskan bahwa seluruh izin imam dan khatib yang telah berlaku sebelumnya sudah tidak berlaku lagi, dan kementerian memberikan waktu dua bulan bagi para Imam dan Khatib untuk memperbarui izinnya. Kementerian pun memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada para lulusan al-Azhar untuk mendaftarkan dirinya, dengan membawa foto kopi ijazah Azhar.

Dengan dijalankannya program ini, seluruh imam dan khatib yang telah mendapatkan sertifikat akan terdata dengan nomor induk dan juga akan mendapatkan pengarahan dan penataran tentang dakwah dan khutbah dari al-Azhar.

Dr. Mukhtar Jum`ah menegaskan bahwa Kementerian Perwakafan tidak akan menutup masjid satupun. Beliau menyatakan, “Seluruh masjid itu dibangun demi mencari keridhaan Allah, dan akan selamanya menjadi masjid hingga hari kiamat nanti. Namun salat Jum`at harus dilakukan di Masjid Jami, tidak boleh ada salat jum`at yang dilaksanakan di masjid-masjid kecil, yang luasnya kurang dari 80 meter persegi kecuali dengan izin khusus dari Kementerian.”

Pihaknya menambahkan bahwa kementerian tidak akan memberikan perhatian kepada institusi-institusi pelatihan dakwah yang tidak patuh kepada kebijakan kementerian, yaitu dalam pemilihan pimpinan, guru, kurikulum dan buku-buku yang sesuai dengan tujuan kementerian dalam menyebarkan paham Islam yang moderat dan toleran.

Dr. Mukhtar Jum`ah juga memperingatkan institusi-institusi dakwah yang menggunakan metode yang menyelisihi metode al-Azhar. Beliau menyatakan bahwa kementerian tidak memiliki wewenang untuk menutup institusi-institusi yang telah berdiri meski menyalahi metode al-Azhar dan kementerian, namun kementrian memiliki wewenang untuk tidak menerima para lulusan yang berasal dari institusi tersebut. Dan kementrian saat ini telah memiliki sembilan belas institusi dakwah yang mengikuti kebijakan kementerian.

Kementerian pun melarang adanya berbagai macam kotak amal di masjid-masjid agar harta sedekah ini tidak tertuju kepada kepentingan-kepentingan yang menyelisihi agama. Kementeriannya pun menegaskan untuk melarang pihak manapun untuk mengumpulkan sedekah dari masyarakat kecuali telah memiliki izin yang resmi dari pemerintah.

Pihaknya pun menekankan kepada media-media informasi agar lebih teliti dalam menyebarkan informasi. Beliau menyatakan, “Banyak sekali berita bohong yang tersebar setiap hari melalui media informasi yang nyata kebohongannya.” Pihaknya pun menyatakan bahwa informasi yang resmi adalah informasi yang disampaikan langsung oleh menteri melalui konferensi pers atau melalui sumber resmi kementerian.

Dikabarkan bahwa Kementerian Perwakafan mengurusi sekitar 110.000 masjid baik masjid pemerintah maupun masjid keluarga, dan kementerian baru memiliki sekitar 55.000 imam dan khatib. Hal itu menunjukkan bahwa kementrian masih membutuhkan sekitar 55.000 imam dan khatib yang akan disebarkan ke masjid-masjid di seluruh penjuru Mesir. Kementerian juga menyediakan hotline yang menerima laporan jika ada imam atau khatib yang melanggar ketentuan semisal memprovokasi masyarakat ataupun membawa hal-hal yang tidak pantas untuk dibicarakan di masjid.



Baca Selengkapnya ....

Hoax / Fitnah Pendukung Morsi pada Syaikh Ali Jum’ah

Dipublikasikan oleh Syabab Nusantara 0 komentar
إِنَّمَا يَفْتَرِي الْكَذِبَ الَّذِينَ لاَ يُؤْمِنُونَ بِآيَاتِ اللّهِ وَأُوْلـئِكَ هُمُ الْكَاذِبُونَ
“Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka itulah orang-orang pendusta.” (QS. An-Nahl 16 : 105)
Fitnah
Fitnah
Fitnah terhadap Syaikh Ali Jum’ah pada gambar (Kanan) disebabkan oleh fanpage pendukung Mohammed Morsi https://www.facebook.com/Alsyasy2politician . Lagi-lagi mereka melakukan kebohongan. Pada gambar Kanan (warna kuning), Syaikh Ali Jum’ah dikatakan telah berfatwa bolehnya shalat mengikuti imam melalui TV dan tidak perlu shalat di Masjid.

Itu jelas bohong.

Yang benar (gambar  Kiri) adalah ketika Syaikh Ali Jum’ah ditanya apakah benar shalat bermakmum pada Imam melalui TV /  Radio sedangkan saya dirumah?.  Syaikh Ali Jum’ah menjawab : “Tidak boleh, itu kesia-sian dan tidak dibolehkan menurut syari’at”.
LIhat kebohongan mereka lainnya

Baca Selengkapnya ....

Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ) Internasional II Dibuka Wakil Presiden RI

Dipublikasikan oleh Syabab Nusantara Kamis, 12 September 2013 0 komentar
Kegiatan Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ) Internasional II (The 2nd International Competition of The Holy Quran Recitation) yang akan berlangsung di Masjid Istiqlal pada 12-13 September, dibuka oleh Wakil Presiden RI Boediono, semalam (12/9). Acara pembukaan berlangsung di Auditorium Kantor Kemenag Jalan MH Thamrin Jakarta.

Dalam acara pembukaan yang disiarkan oleh salah satu stasiun televisi nasional tersebut, Wapres Boediono mengatakan kegiatan MTQ ini merupakan alat pemersatu antar bangsa dan Ukhuwah Islamiah.

"Harapan kita selain dapat memotivasi lahirnya qori dan qoriah, hafidz dan hafidzah, kegiatan ini juga dapat menjadi wahana silaturahim memperkuat jalinan kerjasama muslim antar bangsa," kata Wapres.

Wapres juga menekankan pentingnya menghargai perbedaan pendekatan dalam memahami kandungan  Al Qur’an. "Atas perbedaan itu, kita wajib bersikap sesantun mungkin dan tidak sekali-kali memaksakan keyakinan kita. Juga jangan hadapkan nilai-nilai Al Qur'an dengan kearifan lokal," ucap Boediono.

Di akhir sambutannya, Wapres membunyikan beduk sebagai tanda bahwa kegiatan MTQ telah dibuka.

Kegiatan MTQ ini, menurut keterangan dari Kemenag akan diikuti oleh 40 peserta dari 21 negara. Tema yang diusung pada MTQ Internasional ke-2 kali ini adalah “MTQ Internasional Jembatan Ukhuwwah dan Kerja Sama Dunia Islam untuk Persahabatan, Perdamaian, dan Kerja Sama antarbangsa”.


(Ajie Najmuddin/Alhafiz K/NU-Online)

Baca Selengkapnya ....

Penyebab Kementerian Agama Mesir Cabut Izin 55.000 Imam Masjid

Dipublikasikan oleh Syabab Nusantara Selasa, 10 September 2013 0 komentar
Pasca lengsernya mantan presiden Mesir Mohamed Morsi, peran Al-Azhar kembali diaktifkan. Selama pemerintahan Morsi para ulama Al-Azhar dimandulkan, sehingga sektor-sektor keagamaan yang selama ini selalu di bawah kontrol Al-Azhar, dikendalikan oleh kalangan Ikhwanul Muslimin dan Salafi.

Demi merealisasikan Islam yang moderat di Mesir, Kementerian Agama Mesir secara cermat akan melakukan pemilihan para imam di masjid-masjid Mesir. Kemenag tidak akan memberi izin para imam yang tidak berafiliasi kepada Al-Azhar yang merupakan simbol dan institusi agama Islam yang menjunjung tinggi nilai-nilai moderat di dalam Islam.

Dr. Mohamed Mokhtar Gomah, Menteri Agama Mesir, telah mengumumkan pencabutan lisensi lebih dari 55.000 imam yang digaji oleh Kementerian. Lisensi para imam akan dianggap kadaluarsa jika tidak diperbarui dua bulan sejak tanggal penerimaannya. Menag juga mengumumkan larangan untuk shalat Jumat melainkan di masjid agung. Shalat Jumat dilarang untuk dilaksanakan di masjid-masjid kecil.

“Masjid yang ukurannya kurang dari 80 meter tidak boleh digunakan untuk menunaikan shalat Jumat, kecuali setelah mendapatkan lisensi resmi dari perwakilan Kementerian,” tegas Gomah.

“Pembaruan lisensi dilakukan dengan cara mengajukan permohonan pembaruan dengan menyerahkan lisensi asli sebelumnya dan fotokopi ijazah Al-Azhar atau sekolahan Islam yang berada di bawah naungan Kementerian Agama yang jumlahnya mencapai 19 sekolahan,” tambah Gomah dalam jumpa pers hari Senin (9/9) kemarin sebagaimana dilansir oleh harian masyriyoum.

Gomah juga menegaskan bahwa pihaknya tidak akan mengakui ijazah sekolahan yang tidak patuh kepada Kementerian dalam pemilihan kepala sekolah dan guru-gurunya, serta tidak mau menggunakan kurikulum Kementerian dan buku-buku yang diterbitkannya. (red: Abdullah/Mosleminfo.com)

Sumber MMN: http://www.muslimedianews.com/2013/09/penyebab-kementerian-agama-mesir-cabut.html

Baca Selengkapnya ....

Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) adalah Markas Bencana

Dipublikasikan oleh Syabab Nusantara Senin, 09 September 2013 1 komentar
Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) adalah markas bencana sehingga harus di bubarkan. Demikian status jejaring sosial facebook milik KH. Thobary Syadzily, Pengasuh Pondok Pesantren Al Husna Tengerang Banten, menuliskan perkataan Abuya Muhtadi Banten. (9/8/2013)

"Kata Abuya Muhtadi Banten: HTI (Hizbut Tahrir Indonesia) markas bencana. Olehkarena itu, HTI harus dibubarkan", tulis Kyai yang aktif melakukan pembelaan terhadap Aswaja hingga ke dunia maya ini.
Abuya Muhtadi atau KH. Abuya Muhtadi Dimyathi al-Bantani juga pernah menyatakan bahwa cita-cita Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) untuk menghilangkan Pancasila sebagai dasar negara merupakan salah satu bentuk pemberontakan. Pengasuh Pondok Pesantren Cidahu Cadasari Pandeglang Banten ini juga pernah memberikan pernyataan secara tertulis bahwa HTI haram hukumnya dalam berbagai keadaan.

Baca Selengkapnya ....

Penasihat Assad: Al-Qaeda Pelaku Serangan Kimia di Suriah

Dipublikasikan oleh Syabab Nusantara Minggu, 08 September 2013 0 komentar
Damaskus, - Pemerintah Suriah bersikeras membantah penggunaan senjata kimia terhadap rakyatnya. Menurut penasihat senior Presiden Bashar al-Assad, para teroris terkait Al-Qaeda bertanggung jawab atas serangan mematikan di pinggiran Damaskus itu.

Penasihat politik dan media Assad, Bouthaina Shaaban membantah tudingan Barat bahwa pemerintah Suriah telah melancarkan serangan kimia pada 21 Agustus lalu. Menurut pejabat Suriah itu, Al-Qaeda mendalangi serangan itu.

Dia juga menyebut Al-Qaeda bertanggung jawab atas pembantaian rakyat Suriah, pemerkosaan para wanita dan penculikan para pemuka agama Kristen.

"Orang-orang yang sama yang berada di London Tube dan yang membunuh warga Inggris, orang-orang yang sama yang pada 11 September di New York membunuh warga Amerika, mereka orang yang sama di Mali, di Libya, di Irak, di Suriah," cetus Shaaban seperti dilansir Press TV, Kamis (5/9/2013).

Penasihat Assad itu pun mendesak AS dan sekutunya untuk menunggu hasil laporan tim inspeksi senjata PBB, yang diperkirakan akan selesai bulan ini.

Shaaban pun menuding AS menggunakan kebohongan-kebohongan sebagai dalih untuk menyerang Suriah, sama seperti saat akan melancarkan invasi ke Irak beberapa tahun silam.

"Mereka menggunakan kebohongan yang sama, rekayasa yang sama, klaim yang sama, untuk menargetkan negara kami dan rakyat kami," cetus Shaaban.

Shaaban pun mendesak Washington untuk menunjukkan kepada dunia tentang bukti-bukti, yang menguatkan tuduhan penggunaan senjata kimia oleh pemerintah Suriah.

Detik

Baca Selengkapnya ....
Belajar SEO support Online Shop Sepatu Wanita - Original design by Bamz | Copyright of Media Islam - Informasi Peradaban Umat.